Jumat, 22 April 2011

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP), ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS,

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

1. Pengertian Analisis Break Even Poin (Titik Impas)

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

2. Syarat-syarat Analisi Break Even Point

a. Harga jual tidak berubah-ubah

b. Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

c. Biaya variabel bersifat proposional.

d. Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang dijual tidak berubah-ubah.

3. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.

b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.

d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

4. Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel Cost (biaya Variabel)

Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.

2. Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.

3. Semi Varibel Cost

Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi

5. Menentukan Break Even Point (BEP)

• Mathematical Approach

BEP dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan formula tertentu, yaitu:

BEP (q) = FC / (P – AVC) ……. (rumus 1)

FC

BEP (rp)= ------------ .......(rumus 2)

1 – VC/TR

Formulasi break even point yang dikembangkan:

Break even point adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi, maka Break Even Point dapat kita formulasikan secara sederhana sebagai berikut:

BEP -> TR = TC

TR = Total Revenue

TC = Total Cost

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan Sales, Cost, Volume, Profit termasuk waktunya, kita coba kembangkan formula sederhana di atas sehingga menjadi lebih flexible dan bisa beradaptasi dengan situasi yang berbeda-beda, yaitu dengan membentuk persamaan linear sederhana seperti dibawah ini:

TR = TC

TR – TC = 0

Karena TR adalah untuk “Total Revenue” maka TR dapat kita turunkan menjadi :

TR = Unit Price x Qty

Sedangkan TC stand for “Total Cost”, yang mana kita semua tahu bahwa dalam Cost Accounting, cost itu ada 2 macamnya, yaitu: “Variable Cost” dan “Fixed Cost”, maka

turunan dari TC adalah:

TC = Variable Cost + Fixed Cost

Dari formula di atas kita turunkan lagi menjadi:

TC = [Qty x Unit Variable Cost] + Fixed Cost

Semua elemen yang ada sudah habis diturunkan, selanjutnya membuat persamaan linear

secara penuh untuk kondisi “Break Even Point”:

TR - TC = 0

[Qty x Unit Price] - [(Qty x Unit VC) + Fixed Cost] = 0, atau

[Qty x Unit Price] - [Qty x Unit VC] - Fixed Cost = 0 Laboratorium Pengembangan Akuntansi 44

Qty x [Unit Price - Unit Variable Cost] = Fixed Cost


ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

1. Pengertian

Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan tersebut dengan menun jukan darimana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaanya.

Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.

Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada.

2. Sumber Penerimaan dan Penggunaan Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likwid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likwiditasnya.

Oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik. Baik penerimaan maupun penggunaannya.

Sumber penerimaan kas suatu perusahaan :

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang

2. Penjualan, emisis saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang (wesel, obligasi)

4. Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka pendek maupun panjang.

5. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.

6. Adanya penerimaan kas karena sewa , bunga atau devuden dari investasinya, sumbangan, hadiah dan restitusi pajak.

Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan karena adanya transaksi-transaksi sebagai berikut.

Penggunaan Kas :

1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengambilan (prive) oleh pemilik.

3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang

4. Pembelian barang dagangan secara tunai.

5. Pembayaran biaya operasi perusahaan.

6. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda dsb.

3. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Penyusunan laporan perubahan kas atau sumber penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkianan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (NoncashTransaction).

Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas diantaranya sebagai berikut:

a. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, Intangible asset, dan wasting assets. Biaya operasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.

b. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dengan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat ditagih lagi.

c. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dn penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena yang bersangkutan telah habis disusut dan atau suadah tidak dapat dipakai lagi.

d. Adanya pembayaran stock devidend (deviden dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadapa kativa tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

4. Langkah-langkah dalam Penyususnan Laporan Sumber-sumber dan Pengunaan Dana dalam Aliran Kas.

Dalam menyusun laporan sumber-sumber dan pengunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.

b. Mendaftar pos-pos laopran rugi laba dari tahun yang diperbandingkan (Current year).

c. Tentukankenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom “perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya dan berkurangnya penghasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.

d. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.

e. Membuat jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruh transaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.

f. Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan (kecuali perubahan kas) kedalam kolom “kenaikan dan penurunan kas” atau “sumber dan pengunaan kas”.

Penurunan aktiva (selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas, sedangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang, modal dan kenaikan biaya merupakan penggunaan kas karena perubahan tidak perlu dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan kas karena penggunaan kas inilah yang dianalisis, selisih jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi dalam pos “KAS”

g. Untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan kas datannya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar kerja.

5. Transaksi yang Tidak Mempengaruhi Kas

  1. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi, dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset dan dan wasting asset. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
  2. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan tidak dapat ditagih.
  3. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki karena aktiva ybs telah habis disusutkan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
  4. Adanya pembayaran stock deviden, adanya penyisihan atau pembatasan pengguanaan laba dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Terhadap trasnsaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas tersebut harus dilakukan jurnal penyesuaian (adjustment dan reversal).


sumber : http://www.scribd.com/doc/26754745/Analisis-Break-Even-Point-Bep

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/KAS.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar